enna

enna
enna

Senin, 30 September 2013

Keluargaku adalah Hidupku


untuk ibuku :
sesosok wanita yang telah melahirkanku, mengasihaniku hingga saat ini berjuang demi kehidupan saya kelak. mah  terimakasih atas segalanya yang engkau berikan ketahuiah bahwa saya sangat menyayangimu, aku rela memberikan jantungku ketika jantungmu mulai melemah, aku rela menukar seluruh darahku ketika darahmu semakin menghitam,aku rela menukar tulangku ketika kau mulai rapuh, yang telah engkau berikan kepadaku saat ini akan ku kembalikan jika aku memang bisa, tapi aku rasa aku tidak akan bisa mengembalikan semua kasih sayang yang telah engkau berikan kepadaku hingga saat ini. disini aku akan berusaha untuk membuatmu bangga terhadapku. mah aku disini sekarang merasa nyaman memiliki sahabat yang selalu membuatku tertawa, aku menjalani hari-hariku dengan baik sesuai yang engkau harapkan. tidak akan aku menghianati kasih sayangmu, yang aku butuhkan hanya kesehatanmu,keceriaanmu dan kasih sayangmu terhadap dirimu sendiri. doa dan kata terimakasih yang tak akan putus untukmu dariku.





untuk ayahku :
disaat ku lihat sosok yang begitu kuat dihadapanku, aku terdiam dan berfikir "kau melakukan ini dengan sangat mulia" menguras tenagamu demi anak dan istrimu.ingin rasanya aku untuk berkata "berhentilah biarkan tubuhmu beristirahat" tapi aku tau inilah yang engkau tanggung jawabkan, inilah tugasmu seorang ayah. didalam tubuhku mengalir darahmu,yang aku inginkan adalah kekuatanmu,kesehatanmu,aku ingin ketika aku tertawa kau juga tertawa, ketika aku merasa sedih tetaplah kau tertawa,terimakasih untuk kerja kerasmu selama ini aku berjanji aku akan membalasnya terhadapmu,suatu saat nanti aku akan menghormati suamiku seperti aku menghormatimu. engkau sebagai ayah,maaf jika anakmu ini membuat dosa, maaf pula aku belum bisa menuruti yang engkau inginkan, sekarang aku telah berusaha seperti yang kau inginkan. aku berjanji suatu saat nanti aku akan mengenakan hijab.




untuk adikku
hari-hariku selalu dipenuhi dengan tawa ketika aku bersama kalian, pertengkaran,perselisihan selalu terjadi tapi aku tau itu adalah hal yang membuat kita semakin dekat. ketahuilah disaat aku marah tidak sepenuhnya aku benci terhadap kalian, aku begitu menyangi kalian. entah apa yang akan terjadi jika hidupku hanya sendiri dan begitu sepi. jika seandainya aku memiliki satu buah apel akan ku potong untuk kalian biarkan aku menikmati wanginya potongan apel itu. canda tawa kita bersama selalu aku ingat, kalian yang kusayangi tersenyumlah sesungguhnya senyumanmu adalah kebahagiaanku,kalian sebagai adikku hanya satu permintaan dariku jagalah ayah dan ibu. berbahagialah kalian agar aku merasa senang dan tenang.




Senin, 23 September 2013

makalah kewirausahaan seni tari 2011 UPI



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Akhir-akhir ini banyak muncul kekhawatiran bahwa keadaan seni budaya lokal semakin memprihatinkan. Sedikit dan perlahan seni budaya lokal mulai terpinggirkan oleh seni budaya luar yang masuk dengan berbagai macam tawaran yang menggiurkan.
Perjalanan spiritual turun yang dialami seni budaya lokal diindikasikan telah mencapai titik rawan punah. Memanglah naif jika kita selalu mengambinghitamkan bahwa seni budaya lokal oleh masyarakat pada era globalisasi-yang sekarang sedang mewabah dalam pola pikir dan tindakan semakin tak tersentuh. Seyogianya kita berkaca pada diri sendiri, pada keinginan kita untuk menjaga dan melestarikan seni budaya lokal.
Rasa bangga yang berkurang dalam diri masyarakat terhadap seni budaya lokal bisa dipahami tatkala tumbuh rasa malu dalam diri masyarakat saat bersentuhan dengan seni budaya lokal. Hal ini diakibatkan karena masyarakat beranggapan bahwa seni budaya lokal merupakan budaya yang ketinggalan zaman, kuno, dan monoton.
Artinya, ada kejenuhan dalam masyarakat kita ketika terus disuguhkan dengan seni budaya yang itu-itu terus tanpa adanya perubahan signifikan dalam content itu sendiri ataupun dalam kemasannya. Namun, itu dilakukan dengan tidak mengubah akar dan nilai-nilai yang terkandung dalam seni budaya lokal tersebut. Selain itu, aroma mistis yang kadang dilibatkan dalam seni budaya lokal menjadi faktor lain yang tak kalah pentingnya, yang mengakibatkan masyarakat "enggan" bersentuhan dengan seni budaya lokal.
Dari sini kita sebagai masyarakat yang tidak mau menyaksikan kepunahan seni budaya lokal harus mampu membaca, memahami, dan mencoba menemukan solusi agar seni budaya lokal ini tetap eksis dan diminati masyarakat secara umum, khususnya pada masayarakat Cirebon. Peran masyarakat masyarakat merupakan elemen yang paling penting dalam penentuan apakah seni budaya lokal ini akan punah atau tidak. Hal ini bisa dipahami karena masyarakatlah yang terlibat, baik sebagai pelaku seni maupun aspresiator seni. Peran aktif masyarakat adalah harga mati yang harus ditempuh jika seni budaya lokal tidak ingin terpuruk dan mati.
Penghayatan dan kesadaran subyektif dalam setiap individu masyarakat untuk melihat secara obyektif kondisi dan keberadaan seni budaya lokal diharapkan mampu menjadi pemecah persoalan semakin suramnya nasib seni budaya lokal.
Dengan demikian, makalah ini sengaja dibuat untuk membuat perencanaan sebuah sanggar tari yang bertempat di Cirebon, khususnya di wilayah kabupaten. Pendirian sanggar tari ini bertujuan untuk membangun minat dan bakat serta melestarikan budaya tari Indonesia agar tidak mudah dilupakan pada era globalisasi seperti sekarang ini. Dan mampu menghilangkan rasa kekhawatiran akan keadaan seni budaya lokal yang semakin memprihatinkan.


1.2  Rumusan Masalah
1. Apakah makna dari nama Sanggar Ringkang Kandaga?
2. Apakah visi, misi dan tujuan  berdirinya sanggar tersebut?
3. Bagaimana susunan perencanaan program di sanggar tersebut?
4. Berapa besar keseluruhan perkiraan anggaran biaya Sanggar yang diperlukan?
5. Bagaimana mengenai organisasi  , tata cara promosi dan sasaran dari sanggar Ringkang Kandaga tersebut?
6. Apa kelebihan atau keunggulan sanggar Ringkang Kandaga ?

1.3  Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah dibuatnya makalah ini ialah untuk memaparkan apa-apa  saja yang di susun dalam perencanaan pembuatan sanggar Ringkang Kandaga ini.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Arti / Makna Nama Sanggar
Secara garis besar nama Sanggar Ringkang Kandaga ini memiliki arti yakni “Ringkang” yang berarti gerak dan “Kandaga” yang berarti tempat/wadah. Artinya bahwa Ringkang Kandaga dapat diartikan sebagai suatu wadah untuk mengembangkan dan melestarikan seni khususnya yang bergerak di bidang Seni Tari.

2.2 Visi , Misi dan Tujuan Sanggar
a.  Visi  Sanggar
“Mewujudkan masyarakat Cirebon yang berbudaya, mandiri, kreatif, inovatif dan memiliki skill di bidang seni tradisi daerah khususnya seni tari serta untuk melestarikan budaya tari Indonesia khususnya di Cirebon agar tidak mudah dilupakan pada era globalisasi seperti sekarang ini .”

b.  Misi Sanggar
1.    Menciptakan sebuah pusat kegiatan masyarakat dalam rangka        meningkatkan Sumber Daya Manusia  khususnya dibidang seni tari.
2.      Mengajak seluruh komponen masyarakat untuk ikut serta dalam pelestarian budaya Cirebon melalui pelatihan dan pementasan.
3.      Meningkatkan kualitas SDM masyarakat Cirebon untuk menjadi insan seni yang menghargai Seni daerah khususnya seni tari tradisi.
4.      Menyalurkan aspirasi, bakat-bakat Seni khususnya Seni Tradisional melalui perpaduan, pembaharuan dalam suatu wadah Seni.
c. Tujuan Sanggar

·         Tujuan Umum:
           a .   Membentuk masyarakat yang dapat melestarikan seni budaya yang  ada.
          b.   Memajukan dan mengembangkan potensi seni daerah sekitar.
·         Tujuan Khusus:
a.  Masyarakat lebih dapat mengenal, mengetahui, dan mempelajari      berbagai bentuk kesenian yang ada di daerah sekitar.
           b. Masyrakat dapat berkarya dan berkreasi dalam mengolah bakat   seni    yang dimiliki yang pada akhirnya berpengaruh terhadap pengembangan seni tradisi daerah.



2.3 Program Kerja Sanggar
a. Program Jangka Pendek
·         Pembukaan serta peresmian sanggar
·         Perekrutan anggota sanggar
·         Membuka 2 kelas yaitu kelas tari topeng dan tari kreasi sunda
·         Mengadakan latihan rutin seminggu 2 kali, 2 jam setiap 1 kali pertemuan.
·         Menyelesaikan 1 materi tarian untuk kelas tari kreasi sunda dalam waktu 3 bulan untuk selanjutnya diadakan evaluasi dan ujian
·         Menyelesaikan 1 materi tarian untuk kelas tari topeng dalam waktu 6 bulan untuk selanjutnya diadakan evaluasi dan ujian
·         Membuka privat khusus
·         Menerima jasa upacara adat
·         Membuka atau menyediakan makanan dan minuman untuk menambah pemasukan sanggar.
·         Membuat kaos sanggar, cd/dvd pembelajaran tarian untuk kemudian dijual kepada anggota sanggar.
·         Menyediakan sampur atau property lain sebagai penunjang sekaligus menambah pemasukan sanggar.
·         Mengadakan kerja sama dengan sanggar-sanggar sekitar untuk memenuhi berbagai kebutuhan sanggar seperti pemusik, kostum dll.
·         Mengadakan kerja sama dengan sekolah-sekolah sekitar sebagai penunjang dalam perekrutan anggota.
·         Mengadakan kerja sama dengan lembaga-lembaga terkait untuk penunjang tempat pelaksanaan evaluasi atau ujian kenaikan tingkat.


b. Program Jangka Panjang
·         Mengikuti lomba-lomba
·         Mengadakan pagelaran sekaligus acara ulang tahun sanggar setiap    1 tahun sekali
·         Mengadakan wisata untuk mempererat hubungan
·         Memiliki tempat sanggar sendiri, artinya sebagai acuan untuk membangun sanggar yang mandiri.

2.4 Anggaran Biaya Sanggar
a. Pemasukan
·         Sebagai pemasukan awal yakni dari iuran pengelola untuk dijadikan modal awal.
·         Donatur keluarga dari pengelola baik bantuan secara moral maupun finansial.
·         Pengajuan proposal
·         Pendaftaran anggota sanggar sebesar Rp 75.000 (pendaftaran tersebut sudah termasuk kaos sanggar dan cd pembelajaran)
·         Iuran anggota sanggar sebesar Rp 5.000 setiap pertemuan untuk dijadikan kas sanggar
·         Pembayaran biaya ujian sebesar Rp 50.000 untuk setiap kali evaluasi (sudah termasuk piagam atau sertifikat)
·         Hasil dari upacara adat untuk dikelola menjadi kas sanggar
·         Hasil dari penyewaan kostum anggota sanggar
b. Pengeluaran
Pengeluaran disini di kaitkan dengan sarana dan prasarana yang belum tersedia di sanggar Ringkang Kandaga ini, seperti :
·         Kaca / cermin besar
2.5 Organisasi, tata cara promosi dan sasaran sanggar
a. Organisasi
Adapun struktur organisasi dari sanggar Ringkang Kandaga ini adalah :
Penanggung jawab : Bapak H.Sunarto S.sen, Drs. Dedi Surahman dan Elang Heri   Komarahadi
Ketua                      : Vitria Mega Utami
Bendahara               : Lia Dwi Astuti
Sekertaris                : Tresna Lestari
Pelatih                     : - kelas Topeng : Apriananingsih
-    Kelas tari kreasi sunda : Rini Ramdhania
Diana puspa dewi

b. Strategi Promosi
·         Menyebar luaskan dibukanya sanggar tari ke saudara, tetangga, dan masyarakat sekitarsebagainya.
·         Mencetak dan menyebarluaskan selebaran di tempat-tempat potensial seperti sekolah, kampus dan sebagainya.
·         Menggunakan media internet seperti blog, facebook, twitter dan sebagainya.
c. Sasaran perekrutan anggota sanggar
            Adapun sasaran untuk penunjang  dalam perekrutan anggota sanggar adalah masayrakat sekitar, melalui kerja sama dengan sekolah-sekolah sekitar yang berpotensi dan secara lebih luas ialah seluruh masayrakat Cirebon.
2.6 Kelebihan Sanggar Ringkang Kandaga
·         Melihat potensi yang ada di cirebon, keseniannya yang lebih identik pada tari Topeng, tetapi sanggar Ringkang kandaga membuka 2 kelas dengan kelas Tari Kreasi Sunda yang disesuaikan dengan tenaga pelatih yang berlatar belakang pendidikan di Pendidikan Seni Tari UPI.
·         Anggota Ringkang kandaga  pada saat ujian akan mendapatkan piagam atau sertifikat yang nantinya bisa menjadi penunjang untuk menjadi salah satu bukti prestasi dalam kebutuhan lembaga pendidikan.


BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Adanya kegiatan dan program ini merupakan salah satu bentuk kepedulian, bersifat bebas dan terbuka untuk semua warga.  Semoga dengan adanya wadah dan kegiatan ini dapat mendorong inisiatif-inisiatif setiap masyarakat untuk turut serta menanamkan kesadaran dan bertanggungjawab terhadap kesenian.
Demikian proposal ini kami buat dengan harapan dapat memberikan gambaran program dan kegiatan yang sedang dan akan kami laksanakan. Dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.


3.2 Saran
Data perencanaan pendirian sanggar yang kami susun jauh dari sempurna. Penyusun mengharapkan banyak saran untuk perencanaan yang lebih baik lagi dari pembaca.